Senin, 22 Agustus 2011

KPPA Caldera FMIPA Unpad : Science Expedition of Mount Raung 2011


Hari Rabu tanggal 20 Juli 2011 adalah sehari sebelm keberangkatan. Hari ini Antono, Rizandi, dan Sandi membagi tugas untuk kebutuhan Science Expedition ini. Rizandi melengkapi kebutuhan logistik konsumsi dan penelitian pada jam 12.00-15.00. setelah melengkapi Rizandi packing perlengkapan pribadi dan langsung berangkat menuju skretariat Caldera. Sedangkan Antono dan sandi bertugas membeli peta di WANADRI jam 13.00-17.00, kami memakan waktu di Wanadri cukup lama karena penjaga tokonya baru datang jam 14.00, kita menentukan sheet peta yang dibutuhkan, disana kita disuguhi kopi sehingga harus dihabiskan dulu, dan perjalanan dari jatinangor ke Wanadri dan Wanadri ke Jatinangor memakan wawaktu sekitar 45 menit. kemudian Antono dan Sandi melanjutkan membeli peralatan medik jam 17.00-117.30. Peralatan medik yang kami beli adalah sebagai berikut :
·         Norit
·         Promag
·         Procold
·         Minyak kayu putih
·         Kain kassa
·         Counterpain
·         Plester
·         Oralit 10 buah
Setelah selesai membeli peralatan medik Antono dan Sandi packing barang pribadi dan berangkat menuju Sekretariat Caldera.
            Upacara pelepasan dilaksanakan pada jam 19.15 setelah menunggu kedatangan Antono yang baru tiba ke skretariat Caldera jam 19.00. upacara pelepasan dimulai jam 19.15 yang diikuti oleh anggota muda, dan DP VI Caldera. Upacara yang diisi kata sambutan oleh Ketua Caldera DP VI kang Arif Darmawan, kemudian pemeberian bendera Caldera yang selanjutnya akan dikibarkan di puncak Gunung Raung. Setelah itu pembacaaan doa yang dipimpin Oleh kang Yangki. Upacara pelepasan selesai jam 19.45.
                            (Wahyu, Rizandi, Antono, Sandi dan Arif siap memulai pendakian ke Gunung Raung) 
                                           
            Kemudian setelah upacara kami packing ulang logistik baik kelompok maupun pribadi dan shalat sampai jam 20.25. setelah itu kami berangkat ditemani dua orang pendamping dari DP-VI Caldera yaitu kang Arif darmawan dan Wahyudian Permana Siddiq. Keberangkatan menuju stasiun Kiaracondong yang rencana awal menyarter angkot ternyata tidak jadi karena teh Mida (anggota istimewa KPPA Caldera) dengan senang hati memberikan tumpangannya kepada kami untuk pergi le Stasiun Kiaracondong. Setelah siap kami berangkat ke stasiun Kiaracondong dengan diantar teh Mida kemudian samoai stasiun Kiaracondong jam 21.30. setelah sampai kami mwlakukan foto bersama guna kebutuhan dokumentasi. Kemudian kami mencari tempat untuk makan nasi goreng yang kami bawa dari Jatinangor pada jam 22.00. setelah makan kami tidur di stasiun sampai keeokan harinya jam 04.30 tanggal 21 Juli 2011.
                                                        (Tim tiba di stasiun Kiaracondong)
             
Setelah bangun kami bergantian melaksanakan shalat shubuh dan berjaga barang barang bawaan kami. Antono dan Rizandi shalat terlebih dahulu kemudian setelah itu menjaga barang barang. Setelah Antono dan Rizandi melaksanakan shalat kang Arif, kang wahyu dan Sandi shalat. Setelah semua shalat kita bersiap dan mulai naik kereta Api Pasundan pada jam 05.30. kereta api pasundan dengan tujuan akhir Surabaya Gubeng ttepat berangkat jam 06.15.
            Di dalam kereta api sebenarnya tidak duduk berhadapan namun setelah melobi penumpang lain kita akhirnya duduk berhdapan. Suasana di dalam kereta penuh sesak ditambah lalu lalang pedagang yang menawarkan dagangannya. Saat pagi hari kami tidak sempat sarapan, kami mulai sarapan jam 11.00 disana Antono, Sandi, Rizandi, kang Wahyu membeli nasi ayam sedangkan kang Arif tidak suka daging ayam jadi dia membeli bala-bala. Di kereta kami mengisi waktu luang dengan mengobrol bersama penumpang lain, mengisi TTS (teka teki silang), tidur, dan melamun.
                                                 (Antono dan Sandi mengisi TTS di kereta)
            Kami diberi saran oleh penumpang lain untuk turun di Stasiun Wonokromo karena jarak ke terminal Purabaya dan masih banyak angkutan. Kami pun mengambil keputusan untuk turun di Stasiun Wonokromo Surabaya. Kami tiba di Stasiun Wonokromo jam 23.45. setelah itu Sandi mencari angkutan ke Terminal Purbaya. Sandi mendapatkan angkutan dengan harga Rp 5000,00 dan kami pun sepakat. Kami sampai di Terminal Purabaya jam 00.00 tanggal 22 Juli 2011. Pada saat ditagih ongkos ternyata kondektur bilang harganya Rp 10.000,00 dengan muka yang sangat menjengkelkan. Setelah Sandi dan Rizandi berdebat dengan kondektur kami tetap harus membayar Rp 10.000,00 per orang kepadanya.
            Setelah tiba di stasiun kami mencari masjid untuk Shalat dan WC untuk buang air. Kami secara bergantian melaksanakan shalat, berjaga, dan buang air. saat itu kang Arif ditawari buss ke Situbondo dengan harga Rp 80.000,00 per orang. Kita pun kaget dengan harga yang mahal itu kemudian Antono dan Sandi bertanya ke penumpang lain tentang harga bus ke Situbondo ternyata harga Rp 80.000,00 bisa sampai ke Bali. Sampai akhirnya kami diajak bapak bapak untuk masuk ke Terminal dan melihat harga harga busnya. Untuk masuk kami harus membeli peron dengan harga Rp 500,00 dan alhamdulillah bapaknya membyari kita. Akhirnya kita naik bus A.K.A.S dengan harga Rp 25.000,00 per orang dengan tujuan Besuki. Bus berangkat jam 01.00 dan tiba di Besuki jam 06.00. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Bondowoso dengan naik elf seharga Rp 7000,00 per orang. setelah tiba di Terminal Bondowoso kang Arif pergi ke WC sambil menunggu angkot menuju Gardu atta. Tarif angkutan Bondowoso ke Garduatta per orang Rp 4000,00. Perjalanan dilanjutkan ke Base camp pendakian dengan naik angkutan setempat seharga Rp 5000,00 dan kami tiba di Base camp jam 09.00.
                                                           (Tim tiba di gardu atta)

           Setelah tiba di base camp kami semua beristirahat untuk merebahkan badan, buanga air, dan mandi. Kami berencana berangkat sehabis shalat jum’at walaupun sebelumnya ada wacana untuk berangkat keesokan harinya. Namun setelah berdiskusi kami tetap akan melaksanakan perjalanan pada siang itu sehabis shalat jum’at. Setelah Antono dan Rizandi mandi kami berdua pergi ke pasar yang terletak di dekat base camp jam 10.30. Kami membeli ikan asin, bawang merah, bawang putih, cabai, gula merah, dan masako. Kami berdua belanja sekitar 30 menit dan sampai di base camp jam 11.00. setelah belanja kami semua mencari makan di warung terdekat dan menjatuhkan pilihan pada menu pecel telor. Setelah makan kami bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at waktu menunjukkan jam 11.45. Kami pun sampai masjid yang berjarak lumayan jauh sekitar 800 meter. Lalu kami pun melaksanakan shalat Jum’at.
            Kami pun pulang dari masjid dan sampai di base camp jam 12.45. Sampai di base camp kami mulai packing ulang peralatan pendakian baik pribadi maupun kelompok juga air masing masing 5 liter. Setelah packing selesai Rizandi pergi menemui Ibu untuk meminta izin melaksanakan pendakian dan membayar infaq sikhlasnya. Sedangkan Antono dan Sandi memasak air untuk membuat teh dan nasi untuk menu makan malam. Setelah semua dilakukan jam 14.40 kami Rizandi, Antono, Sandi, kang Arif, dan kang Wahyu siap memulai perjalanan.
            Perjalanan dimulai melewati perkampungan warga melewati jalan beraspal ditambah matahari yang begitu terik siang itu. Setelah melewati perkamoungan kami melewati ladang bambu ang cukup luas lalu melewati sebuah sekolah dimana banyak anak yang bermain di depan sekolah pada siang menjelang sore itu. Setelah melewati jalan beraspal lalu kami melewati jalan berbatu yang kemudian bertemu kebun kopi di kanan dan kiri jalan. Sepanjang perjalanan juga ditemui banyak terdapat waluh hutan. Kami pun tiba di pondok motor jam 16.45 dan mulai membuat camp craft.
            Di camp craft kami membagi tugas pendamping membangun tendanya sendiri, Rizandi membangun tenda anggota muda, Sandi mencari kayu untuk kayu bakar dan Antono memasak. Setelah kayu terkumpul maka dibuatlah api. Menu makanan malam ini adalah nasi, ikan asin, telur, dan tempe. Kami pun mengisi waktu malam itu dengan ngobrol dan evaluasi. Kami pun tidur jam 21.15.
            Tanggal 23 Juli 2011 Antono bangun dan membangunkan Sandi juga Rizandi untuk melaksanakan shalat shubuh. Pagi itu Rizandi memasak dibantu Antono dan Sandi. Menu makanan untuk pagi itu adalah Nasi, sosis, baso, dan ikan asin. Setelah menu makanan siap Sandi membangunkan kang Arif dan kang Wahyu untuk ikut sarapan. Setelah sarapan kami semua packing peralatan pribadi dan kelompok serta tenda kami packing. Lalu perapian kami matikan. Setelah itu Sandi mendapat panggilan alan untuk buang air besar lalu Antono dan kang Wahyu juga mengalami hal yang sama. setelah selesai buang air kami melakukan pemanasan sebelum keberangkatan. Kami pun berangkat jam 07.00.
            Setelah 15 menit berjalan kami bertemu Pondok motor yang sebenarnya. Ternyata kemarin kami tidak ngecamp di pondok motor. Lalu kami melanjutkan perjalanan melewati jalan berbatu dan kebun kopi. Sampai akhirnya kami di pertigaan jalan disana kami sempat bingung. Kami pun beristirahat sejenak unutk sekedar membasahi mulut dengan air. Antono, Rizandi, dan Sandi memutuskan untuk belok kanan. Kami melanjutkan perjalanan melewati sebuah seungai kering dan tanjakan berpasir sampai tembus ke ladang jagung. Pada saat itu sempat muncul kecurigaan tentang jalan yang dipilih benar atau salah. Lalu kami tetap maju melewati pesisir ladang jagung. Tiba tiba anjing menyalak dengan keras Rizandi, Sandi, dan Antono yang ada di barisan depan kaget. Begitu pula kang Arif dan kang Wahyu sama kagetnya. Antono pindah kebelakang . kami semua diam di tempat tanpa suara karena takut oleh anjing yang terus menggonggong. Untungnya pemilik kebun jagung datang dan mengusir anjing itu. Lalu beliau memberitahu bahwa jalan yang kami lewati ini salah. Seharusnya di pertigaan kami belok kiri. Kami pun kembali menuju pertigaan melewati jalan yang sudah kami lewati tadi. Sampai akhirnya di pertigaan kami kembali istirahat dan minum. Berdasarkan GPS kami tersesat bolak balik 1,2 KM.
            Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju pondok angin di perencanaan awal. Kami pun berjalan mengikuti jalan setapak sampai akhirnya kami menemui percabangan jalan lagi sartu ke kiri jalan cukup besar dan satu lurus namun jalannya kecil. Kami pun kembali melakukan navigasi darat dengan menggunakan GPS dan peta. Pada jalan yang sebelah kiri terdapat rafia berwarna merah berbentuk silang yang membuat bingung kami antara jalan yang harus dilewati atau dilarang dilewati. Setelah kurang lebih 15 menit kami bertemu dengan pencari kayu setempat. Mereka berkata bahwa jalan yang ke kiri adalah jalan menuju gunung suket dan jalan yang lurus menuju gunung Raung. Kembali kami di tolong oleh para pencari kayu. Kami pun melanjutkan perjalanan ke arah jalan yang lurus.
            Perjalanan dilanjutkan melewati pohon yang tidak begitu lebat dengan sema semak juga jurang di kanan jalan. Lagi lagi kembali kami menemui pertigaan jalan ka kiri atau lurus, kedua jalan tersebut sama sama enak untuk dilewati. Kami berhenti sesaat untuk orientasi medan dan navigasi darat. Rizandi mencoba untuk menyusuri jalan yang lurus sedangkan Antono mencoba menyusuri jalan yang di kiri. Sandi, Kang Arif, dan Kang Wahyu melakukan navigasi darat dengan peta dan GPS. Setelah berdiskusi kami memilih jalan yang lurus karena disana terdapat rafia merah. Kami pun melanjuutkan perjalan kembali melewati pohon dan semak belukar sampai akhirnya kami beristirahat sekaligus  meneguk minuman. Saat kami sedang istirahat kami bertenu dengan Meiceng dan teman temannya dari GMBT Bondowoso. Mereka menceritakan bahwa mereka membawa air 7 liter per orang sedangkang kami membawa 5 liter per orang. karena kami sudah tahu bahwa kami akan kekurangan air maka kami memulai mengatur pengeluaran air kami seefektif mungki. Kemudian kami berfoto bersama dan dengan sukarela mereka memberikan kami air 1 liiter dan memberitahukan kami bahwa mereka juga masih menyimpan air di pondok sumur.
            Kami melanjutkan perjalanan dengan denga tujuan pondok angin detelah berjalan lagi kami tiba jam 12.47 di pondok sumur, disana banyak penadah air yang terbuat dari botol minuman. Kami beristirahat disana untuk melaksanakan shalat dan makan siang. Saat di pondok sumur ini kami berencana untuk menimbun sebuah kompan di tanah dengan maksud jika kami kekurangan air setidaknya kami masih mempunyai cadangan air. kami juga menimbun 2 kompor parafin yang kami bawa dan Antono pun menggali tanah untuik menimbun barang barang tersebut. Saaat sedang  menggali tanah tiba tiba ada celetukan barang barang yang tidak dipakai kaya baju ganti ditimbun juga dengan maksud menghemat tenaga kami. Antono, Rizandi, dan Sandi kembali mengglai lubang yang lebih besar karena barang yang akan ditimbun juga sangat banyak. Kemudian kami masak dan makan. Sampai akhirnya jam 14.40 kami melanjutkan perjalanan setelah packing peralatan pribadi dan kelompok kami berangkat dengan tujuan pondok angin.
            Kami berjalan menuju pondok angin di perjalan kami banyak menemui tumbuhan begonia yang merupakan tumbuhan survival  dengan ukuran besar besar. Tumbuhan tersebut menjadi sumber air kami yang lain. Sepanjang perjalanan kami hanya sesekali meminum dan ngemil begonia. Ternyata pondok sumur saat kami menngali bukan pondok sumur yang sesungguhnya. Pondok Sumur uang sesungguhnya kami harus berjalan lagi 15 menit dari Pondok Sumur saat menimbun barang barang. Sampai akhirnya kami tiba di vegetasi pohon yang berdenyit karena tertiup angin Gunung Raung. Waktu menunjukkan jam 17.20 kami memutuskan untuk mendirikan camp craft di pondok Tonyok pada ketinggian 2275 mdpl padahal Semula kami berencana membuat camp craft di Pondok Angin. Namun berhubung sudah malam kami memutuskan untuk mendirikan camp craft di Pondok Tonyok.
            Pembagian tugas saat disini adalah Sandi memasak, Antono mendirikan tenda, dan Rizandi 00 mencari kayu. Sandi memasak nasi, capcay, dan telor goreng. Setelah Antono menderikan tenda, Antono membantu Rizandi mencari kayu bakar. Setelah kayu terkumpul kami berdua mulai menyalakan api namun setelah dicoba sekian lama api tidak muncul. Api tidak muncul karena kayunya basah, maka api pun tidak melanjutkan membuat api. Lalu kami makan dengan menu yang sudah dimasak olah Sandi. Setelah makan kami kelakukan evaluasi selama perjalanan, evaluasi yang kami dapat adalah tentang manajemen air , memikirkan kondisi terburuk tim, dan jangan terlalalu cepat mengambil keputusan ketika menemui percabangan jalan. Saat evaluasi juga kami merencanakan unutk melakukan summit attack pada jam 01.00, akhirnya kami pun tidur jam 21.20.
                                                 (Bertemu teman teman GMBT Bondowoso)

            Pada tanggal 24 Juli 2011 Antono memasak air panas untuk membuat teh dan  membangunkan Rizandi, Sandi, Kang Arif, dan kang Wahyu. Setelah bangun dan mempersiapkan barang barang kebutuhan summit attack seperti bendera Caldera, bendera Indonesia, air, termos, kotak medik, kamera, batre, mie, dua buah webbing, buku, pulpen, dan kompas. Setelah semuanya siap kami berangkat jam 02.00.
                                                  (Tim beristirahat saat summit attack)

            Perjalanan ke puncak melalui  vegetasi semak, pepohonan, dan edelweis. Perjalanan cukup jauh dengan medan yang cukup terjal juga. Kami hanya membawa tas daypack dan satu set alat navigasi. Saat perjalan Rizandi sempat terkilir dan diberi pengonbatan terlebih dahulu. Lalu setelah melanjutkan perjalanan kang arif sakit perut dan kami berhenti untuk menunggu kang Arif buang air. setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan sampai di perbatasan vegetasi antara hutan dan batuan. Perjalanan menuju puncak melewati batuan dimana kanan kiri adalah jurang. Kami sampai di puncak jam 05.30. 


            Perjalanan ke puncak penuh dengan perjuangan selain menahan rasa kantuk yang tim rasakan kami harus menahan rasa haus selama perjalanan. Air adalah salah satu masalah yang sangat penting dalam perjalanan ini. Saat kepuncak kami membawa 1,5 liter air dan 1 termos air. selama perjalanan kami hanya meneguk 1oo ml air. angin juga menemani kami selama perjalanan. Kota Bondowoso terlihat ramai selama perjalanan. Akhirnya semua terbayar ketika kami sampai di puncak.
                                                      (Tim sampai di puncak Gunung Raung)

            Di puncak kami melakukan shalat, minum teh panas, dan makan mie. Lalu kami mengibarkan bendera merah putih dan Caldera. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan GPS kami berada di ketinggian 3175 mdpl. Publikasi menjadi obat atas perjuangan kami menuju puncak Gunung Raung ini, seakan menjadi pelepas dahaga atas perjalanan yang kami lakukan. Meskipun matahari memancarkan panasnya dengan maksimal kami tetap bersemangat hanya untuk sekedar publikasi. Indahnya Gunung Raung dengan caldera di tengah tengahnya sungguh menawan. 





Setelah 30 menit di puncak kami kembali turun ke pondok tonyok. Kami kembali melewati batuan namun kali ini turun. Saat turun Rizandi dan Antono sakit perut, jadi perjalanan dihentikan untuk menunggu mereka buang air. kami melanjutkan perjalanan ke pondok tonyok melewati edelweis, pohon pinus, dan jurang. Kemudian kami tiba di pondok tonyok jam 09.35. Setelah tiba kami beristirahat untuk tiduran, karena kami kekurangan tidur. Sekitar dua jam kami istirahat dan packing kami melanjutkan perjalanan ke tempat dimana kami menimbun barang barang kami di tanah. Perjalanan turun lebih cepat Rizandi tiba di tempat kami menimbun barang jam 12.35, kemudian disusul Antono dan Sandi jam 12.45, dan kemudian disusul oleh Kang Arif dan Kang Wahyu.
                      (Bendera Caldera dan Indonesia dikibarkan di Puncak Gunung Raung)

            Saat tiba Antono dan Sandi menggali barang yang kami timbun sedagkan Rizandi mulai memasak. Menu makanan yang disiapkan Rizandi adalah nasi, sarden, dan telor. Sementara kang Wahyu membuat sambal. Kami pun makan dengan masakan yang dimasak oleh Rizandi. Setelah makan kami packing barang dan siap untuk berangkat ke base camp jam 15.07.
            Kami menuju tempat penelitian kami di bawah pondok motor diasana terdapat hutan pinus yang berjajar rapi. Waktu tempuh di perjalanan lebih cepat daripada waktu naik. Sebelum tiba di hutan pinus kami sempat tersesat karena kami menemui lima percabangan. Saat tiba di percabangan kami tidak berpikir lama kami langsung memilih jalan. Hari sudah menjelang maghrib sedangkan kami belum melakukan penelitian sehingga kami terburu buru dan akhirnya tersesat. Setelah tersesat Kang Arif menyalakan GPS dan kita pun megikuti arah yang ditunjukkan oleh GPS. Akhirnya jam 18.00 kami sampai di hutan pinus dan langsung memulai penelitian. Sementara itu kang wahyo dan Kang Arif membuat air panas sambil menunggu Antono, Rizandi, dan Sandi melakukan penelitian. Setelah satu jam kami melakukan penelitian akhirnya kami pun selesai dengan ukuran transek 2000 meter.
Setelah data kami peroleh  kami langsung melanjutkan perjalanan dengan tujuan base camp kami kembali melewati jalan berbatu dan perkampungan warga. Di jalan kami melewati warung dan kami memutuskan untuk istirahat disana. Setelah beistirahat kami melanjutkan perjalanan lagi. Di jalan suara anjing milik warga terdengar disana sini. Sampai akhirnya jam 21.00 kami sampai base camp. Kegiatan yang kami lakukan di base camp adalah mandi, masak bubur, menggoreng ikan asin, sosis, dan kerupuk. Kami pun makan bubur yang telah kami buat. Setelah makan jam 23.30 kami tidur.
Pagi hari tanggal 25 juli 2011 jam 06.30 kami bangun untuk mandi, packing barang, memasak air panas dan membeli gorengan untuk mengisi perut. Setelah siap jam 09.00 kami berangkat menuju jember untuk bertemu Mbak Dewi IWENA. Mbak Dewi adalah orang yang membantu kami selama persiapan kami menuju gunung Raung. Kami memulai perjalanan dengan naik angkutan dari basecamp ke terminal bondowoso. Kemudian lanjut ke terminal Arjasa. Di terminal Arjasa Antono dan kang Arif makan pecel telor dan Sandi, Rizandi, serta kang Wahyu makan pecel ayam. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan ke Jember menuju sekretariat IWENA. Disana kami dijemput di gerbang kampus dan ketika sampai. Kami disuguhi teh manis dan kopi. Kemudian diajak makan siang oleh mereka. Rencananya kami hanya singgah sebentar tapi karena orang yang kami cari Mba Dewi belum datang maka kami menunggunya hingga malam. Kegiatan yang kami lakukan bertukar cerita, main gitar, dan minum wedang cor (minuman khas jember). Akhirnya setelah mba Dewi tiba kita mengobrol dan mengucapkan terima kasih kami.
Sebelum pulang kami diajak makan lagi. Setelah makan kai diajak ke alun alu Jember. Disana pecinta alam jember sedang berkumpul. Mereka bernyanyi dan saling mengonbrol. Karena kita mengejar jadwal kereta api jam 06.00 maka kami tidak berlama lama di alun alun Jember. Kami diantar mba Dewi dan teman temannya ke Terminal Jember. Tepat tanggal 26 Juli 2011 kami mendapat bus dengan tujuan terminal Purabaya. Selama perjalanan semua anggota tim tertidur dengan pulas. Jam 04.30 kami tiba di terminal Arjasa kemudian kami naik taksi bodong menuju stasiun Surabaya Gubeng. Tiba di Stasiun kami membeli tiket namun kami hanya mendapatkan tiga tiket untuk yang duduk dan dua tiket untuk yang berdiri. Kami duduk di peron sambil menunggu kedatangan kereta
Kereta pun tiba, tapi ternyata seluruh gerbong sudah terisi penuh maka kami menyimpan tas di dalam WC kereta. Karena kami hanya mempunyai tiga tempat duduk maka kami secara bergantian untuk menjaga tas yang ada di WC kereta. Setelah perjalanan 15 jam kami sampai di Stasiun Rancaekek. Teh Mida dan Kang Fardhan sudah ada di stasiun untuk menjemput kami. Kami dijemput dengan menggunakan mobil teh Mida. Akhirnya kami sampai di skretariat KPPA Caldera FMIPA Unpad dengan selamat jam 23.30.